KEFIR UNTUK ALERGI

Senin, 30 Desember 2019
KEFIR UNTUK ALERGI

Kefir Akhiri Alergi

Sumber : Majalah trubus online
Filed in Obat tradisional by Andri on 05/11/2014
Kefir berkhasiat membantu menyembuhkan penyakit kulit seperti dermatitis
Kefir berkhasiat membantu menyembuhkan penyakit kulit seperti dermatitis
Bebas alergi kulit setelah rutin konsumsi kefir.
Celana atau rok panjang menjadi busana wajib bagi Desi Anggraeni. “Saya enggan ke luar rumah bila tidak mengenakan kedua pakaian itu,” ujarnya. Padahal, hati kecil Desi ingin sekali mematut diri dengan rok atau gaun sebatas lutut saja. Namun, apa daya luka kemerahan dan bernanah menutupi nyaris seluruh permukaan betis kanan. “Saya harus menutupinya agar tidak terlihat orang lain,” katanya.
Kejadian itu bermula pada 2012. Luka itu muncul dari sekumpulan gelembung mungil mirip jerawat yang menimbulkan gatal. Desi mengira kondisi itu hanya gatal-gatal biasa karena gigitan serangga. “Ketika gatal menyerang kadang juga disertai sensasi panas,” ujarnya. Acap kali ibu satu anak itu tidak sanggup menahan dan menggaruk bagian yang gatal. Akibatnya kulit berubah menjadi ruam-ruam merah, melepuh, dan bernanah.
Alergi
Ketika gatal itu menyerang, Desi Anggraeni biasanya menaburkan bedak antigatal. Namun, upaya itu tak menyelesaikan masalah. Warga Kotamadya Batu, Provinsi Jawa Timur, itu lantas bergegas ke dokter terdekat. Dokter mendiagnosis Desi positif dermatitis atau eksem yakni penyakit kulit yang menyebabkan peradangan sehingga membentuk lepuhan berisi cairan bila pecah.
“Kefir mengandung probiotik untuk mengoptimalkan kinerja sel dalam tubuh,” kata dr Prapti Utami
“Kefir mengandung probiotik untuk mengoptimalkan kinerja sel dalam tubuh,” kata dr Prapti Utami
“Penyebabnya alergi makanan olahan laut seperti udang,” tutur Desi. Oleh sebab itu dokter menyarankan agar Desi berhenti mengonsumsi hidangan laut. Dokter lantas meresepkan obat berupa 3 jenis tablet. Desi mengonsumsi ketiga obat itu 3 kali sehari. Selain itu ia juga rutin mengoleskan salep 3 kali sehari. “Yang saya ingat salah satu tablet itu adalah antibiotik,” kata Desi.
Selang sepekan, ruam merah dan kulit yang melepuh berangsur hilang. Wanita berusia 29 tahun itu pun bisa kembali menggunakan pakaian apa saja yang diinginkan. “Saya mematuhi perintah dokter untuk tidak tergiur menyantap sajian laut,” ujarnya. Sayang, kerinduan menikmati lezatnya hidangan laut kerap datang menggoda. Pada awal 2014, Desi tergiur menyantap udang goreng.
“Saat menyantap udang, saya sudah waswas,” ujarnya. Benar saja sejam kemudian mulai muncul rasa gatal. Kali ini pada betis kiri. Keesokan hari terlihat ruam kemerahan dan melepuh menutupi nyaris seluruh permukaan kulit. Desi sadar betul cara terbaik untuk mencegah dermatitis agar tidak kambuh adalah mengikuti saran dokter untuk menghindari makanan laut.
Namun, apa lacur hasrat itu sudah tak terbendung. Dokter dan herbalis di Tangerang Selatan, Provinsi Banteng, dr Prapti Utami, mengatakan bahwa kondisi Desi merupakan bentuk reaksi tubuh terhadap alergi. “Setiap orang memiliki respon berbeda dalam menanggapi hadirnya alergen, Bisa berupa asma, bersin, pilek, hidung tersumbat, atau gatal-gatal,” ujar dokter alumnus Universitas Diponegoro itu.
Alergen pemicu radang kulit alias dermatitis bisa berupa makanan
Alergen pemicu radang kulit alias dermatitis bisa berupa makanan
Alergen adalah zat yang memicu timbulnya alergi. Dermatitis karena alergi bisa disebabkan oleh beragam faktor antara lain makanan, udara, kontak dengan bahan tertentu misalnya karet, dan zat kimia seperti deterjen dan sabun mandi. Dampak gatal di kulit merupakan pertanda sistem imun di tubuh menolak alergen. Dokter akan meresepkan salep atau krim untuk mengurangi peradangan. Bila daerah eksem luka dan bernanah maka diberikan antibiotik untuk membunuh bakteri.
Kefir
Dalam kondisi gatal, Desi enggan ke dokter. Ketika itulah seorang sahabat menyarankan untuk mengonsumsi kefir. “Saya masih asing mendengar nama kefir, kawan saya menjelaskan bahwa kefir adalah fermentasi susu kambing,” katanya. Karena berharap sembuh, ia memenuhi saran teman untuk mengonsumsi minuman yang mengandung lebih dari 10 bakteri baik antara lain Lactobacillus kefir, Acetobacter aceti, dan Streptococcus thermophilus.
Desi minum 30—50 ml kefir setiap pagi, siang, dan malam hari. Selain itu, ia juga mengompres luka menggunakan handuk yang sudah dicelupkan ke dalam kefir. “Efek penyembuhan memang tidak secepat obat kimia, tetapi saya lebih memilih kefir sebab lebih alami,” ujarnya. Ia baru merasakan khasiat kefir setelah 6 bulan. “Frekuensi gatal berkurang dan luka lambat laun mengering,” katanya. Kulit pun sedikit demi sedikit mulus kembali.
Pasien dermatitis juga dapat memanfaatkan daun mimba
Pasien dermatitis juga dapat memanfaatkan daun mimba
Prapti Utami menuturkan kefir merupakan minuman probiotik yang berguna sebagai penyeimbang tubuh. “Bakteri yang terkandung di dalamnya membantu sel-sel dalam tubuh agar bekerja optimal sehingga mampu meregenerasi sel yang rusak,” katanya. Ia mengatakan kefir juga mengandung multivitamin dan protein sehingga membentuk antibodi. Dampaknya, daya tahan tubuh terhadap alergen meningkat.
Namun, kecepatan penyembuhan itu bergantung pada kondisi tubuh pasien. Asupan nutrisi yang baik dan tercukupi mampu mempercepat proses kesembuhan pasien. Prapti menuturkan selain kefir, herbal lain yang mampu membantu menyembuhkan penyakit kulit adalah mimba Azadirachta indica. Mimba mengandung anticendawan, antibakteri, dan antiparasit sehingga baik digunakan untuk mengobati infeksi kulit oleh bakteri atau cendawan.
Ia menganjurkan pasien dermatitis untuk mengonsumsi ekstrak daun mimba berupa kapsul. Dosisnya 1 kapsul 3 kali sehari. Dokter alumnus Universitas Diponegoro itu juga meresepkan daun mimba kering untuk mandi. Menurut peneliti mikrobiologi susu dari Balai Besar Pascapanen Pertanian, Sri Usmiati SPt MSi, khasiat kefir terhadap kesehatan kulit lantaran globula lemak yang akan masuk ke kulit lebih kecil sehingga kulit menjadi lebih halus. (Andari Titisari)



  Komentar

Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar