Kefir kaya mikroflora dan gizi bisa meningkatkan kualitas insulin bagi penderita diabetes melitus.
Rutin mengonsumsi kefir mampu meredakan dampak diabetes.
Eulis Ratnasari masygul. Dokter menyarankan amputasi hingga setengah betis pada kaki kiri ibu 2 anak itu. Kondisi Eulis pada pertengahan Januari 2019 itu memang memprihatinkan. Bagian jempol hingga punggung kaki membusuk bernanah akibat luka yang tak kunjung kering. Ia membungkus luka dan memberi antibiotik. Warga Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, Banten itu mengidap diabetes melitus. Pada Desember 2018 kadar gula darahnya 180—186 mg/dl.
Pada awal Januari 2019 muncul benjolan di ibu jari kaki kiri. Merasa terganggu, Eulis meminta bantuan temannya yang seorang perawat untuk membuang benjolan. Benjolan hilang malah muncul masalah baru. Luka karena operasi tak kunjung sembuh dan malah membusuk. Setelah melakukan pemeriksaan lanjut, kadar gula darah perempuan 44 tahun itu melonjak hingga 468 mg/dl.
Tipe dua
Kadar gula darah Eulis turun menjadi 230—250 mg/dl setelah menggunakan insulin selama 6 hari. Namun, luka masih tak kunjung kering. Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin. Sohor dengan julukan mother of disease atau ibu dari segala penyakit. Tingginya kadar gula dalam darah bisa memicu kerusakan jaringan dan organ.
Beberapa organ yang rusak akibat kadar gula darah tinggi antara lain mata, ginjal, saraf, dan sistem peredaran darah. Sekitar 95% penderita diabetes adalah diabetes tipe 2 yang terjadi ketika pankreas tidak mampu memproduksi insulin yang memadai. Namun, sel-sel tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efisien untuk mengantarkan glukosa memasuki sel agar diubah menjadi energi. Dunia medis memandang diabetes tipe 2 tidak bisa disembuhkan.
Solusi yang kerap dilakukan hanya mengendalikan gula darah. Caranya diet sehat, olahraga, mengonsumsi obat, dan terapi insulin. Terapi insulin dilakukan ketika penggunaan obat dirasa kurang efektif. Menyembuhkan diabetes sesungguhnya mengembalikan fungsi pankreas dan menyediakan bahan baku memadai untuk memproduksi insulin. Upaya pemberian obat dan terapi insulin hanya mengontrol kadar gula darah.
Ibarat ban bocor, menggonsumsi obat dan terapi insulin hanya memompa ban hingga bisa digunakan sesaat. Tidak ada upaya menambal ban bocor. Oleh karena itu, upaya demikian berpotensi bocor makin parah. Penyebab diabetes bisa jadi akibat salah gizi. Gizi yang kurang adalah asam amino esensial. Insulin terdiri atas 21 gugus asam amino esensial dan 30 gugus asam amino non-esensial dan esensial bersyarat.
Atas dasar itulah maka upaya penyembuhan diabetes melitus bisa dengan cara memperbaiki sistem pencernaan, memperbaiki metabolisme, dan memperbaiki asupan gizi. Cara memperbaiki asupan gizi dengan mengonsumsi makanan sesuai angka kecukupan gizi ditambah kefir minimal 500 mililiter per hari.
Kefir
Eulis Ratnasari mengidap diabetes melitus dan batal amputasi setelah rutin mengonsumsi kefir.
Eulis menempuh jalan itu, menjaga pola makan plus konsumsi kefir, untuk mengendalikan kadar gula darah. Ia menolak saran dokter untuk menjalani amputasi. Eulis mengonsumsi kefir atas saran kolega. Perempuan 44 tahun itu juga akrab dengan kefir. Bahkan, kondisi ibu kandung Eulis yang mengidap diabetes juga membaik setelah mengonsumsi kefir. Eulis mengonsumsi 500 mili liter kefir prima super (mengandung 15% kolostrum) per hari. Setiap hari 3 kali sehari sebelum makan.
Selang 2 pekan mengonsumsi rutin kefir, luka di kaki Eulis mengering. “Padahal dugaan perawat baru akan kering 3 bulan,” katanya. Kadar gula darah pun berangsur normal di bawah 140 mg/dl setelah mengonsumsi kefir. Dua bulan setelah rutin mengonsumsi kefir, Eulis sudah bisa memakai sepatu dan mengendarai sepeda motor. Puncaknya pada hari raya sudah bisa mengendarai mobil mengantar keluarga antarkota. Amputasi batal dan Eulis makin bugar.
Satu gelas kefir mengandung sekitar 300 miliar mikroflora sengat membantu mengoptimalkan pencernaan. Zat gizi tinggi yang terkandung pada kefir pun mendukung metabolisme untuk meningkatkan kualitas insulin. Oleh karena itu, insulin bisa berproduksi semestinya, mengantarkan glukosa ke sel menjadi energi sebagai bahan bakar regenerasi sel. Meski demikian kefir bukan sebagai penurun gula darah.
Cara kerjanya meregulasi metabolisme menjadi paling sesuai dengan kebutuhan. Artinya tidak akan menyebabkan penderita diabetes menjadi hipoglikemik. Penyembuhan menggunakan kefir tidak melulu berpatokan pada kadar gula darah. Namun, pada parameter kesehatan lainnya, misal gejala sering buang air kecil, mudah haus, sulit berkeringat, lemas, dan luka sulit kering. Jika gejala itu tidak dirasa lagi bisa dikatakan kondisi tubuh membaik.
Adapun untuk mempercepat perbaikan sel rusak bisa dengan menambahkan 25 mililiter kefir kolostrum. Kefir kolostrum mengandung insulin 40 kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan kefir optima (kefir dengan fermentasi normal bagian padat dan bening tak dipisahkan). Kolostrum juga mengandung growth factor yang sangat membantu regenerasi sel. Secara empiris banyak kasus pasien diebetes melitus yang sembuh setelah mengonsumsi kefir. Meski demikian butuh kajian lebih lanjut untuk menjelaskan duduk perkaranya. (Ir. Andang Kasriadi, ketua Komunitas Kefir Indonesia)
Tambahkan Komentar