Pernah
mencoba susu kambing ? Hasil survei United Departement of Agriculture, susu
kambing baik untuk berbagai keadaan terutama mencegah penyakit. Malah
dianjurkan untuk penderita penyakit TBC, asma, anemia, hepatitis, kram otot dan
tukak lambung.
Begitu banyaknya manfaat susu ini sehingga dianjurkan untuk
dikonsumsi
secara teratur. Dan khusus di Deliserdang, Sumut, masyarakat
boleh bersyukur dengan adanya produk susu kambing yang telah hadir di Desa
Limau Manis Dusun XII Pasar XIII Gg Bambu Tanjungmorawa Deliserdang.
Sang pengusaha, Efendy, saat ditemui Global, Selasa (12/9),
di Tanjungmorawa mengatakan, secara komersial produksi susu kambing Etawa
miliknya adalah produksi susu kambing pertama di Sumut.
Sedangkan pengembangan selama ini masih terkait pada binaan
Dinas Peternakan Deliserdang. Namun hanya sebatas pembinaan, sebab segala biaya
masih ditanggung sendiri.
Hingga kini jumlah kambing Etawa yang dikembangkannya
mencapai 500 ekor. Produktif berproduksi 60 ekor. Dari 60 ekor tersebut
diperoleh 50 liter susu /harinya. Sedangkan harga jual yakni Rp 40.000/liter
dan Rp 12 ribu untuk 260 cc atau kemasan botol kecil.
Sementara susu disimpan dalam lemari pendingin pada suhu 20
derajat celcius untuk setengah hari, pada 15 derajat celcius untuk satu 1 hari,
10 derajat celcius untuk 2 hari, 5 derajat celcius untuk 10 hari dan 0 derajat
celcius dalam 20 hari.
Untuk pemasaran saat ini sudah ada di Berastagi Supermarket,
Pasar Buah Berastagi dan di depan Masjid PTPN II Tanjungmorawa.
Manfaat lain
Sedangkan manfaat lain susu kambing ini aman bagi tubuh dan
dapat menetralisir asam lambung, menambah vitalitas dan daya tahan tubuh,
mengatasi masalah impotensi dan mengoptimalkan pertumbuhan pada anak.
Mengenai komposisi kimiawi susu kambing Etawa mengandung
protein, lemak, karbohidrat, kalori, kalsium, fosfor, magnesium, besi, natrium,
kalium, Vitamin A, B1 (IU), B2(mg), B6, B12, C, D, E, Niacin, V, Asam
Pantotenant, Kolin dan Inositol.
Terlepas dari manfaat , khasiat dan sebagainya, Efendy
mengatakan tidak mudah mengembangkan kambing yang satu ini. Pasalnya, selain
harganya yang memang mahal merawatnya memang harus ekstra teliti. Dalam
seminggu saja, kambing - kambing itu harus dimandikan sebanyak tiga kali. Makanan
juga tak boleh rumput sembarangan melainkan daun ubi dicampur dedak halus,
jagung, cungkil kelapa dan ditambah mineral.
“Harga kambing Etawa saat ini lumayan mahal. Untuk pejantan
mencapai Rp 7 juta/ekor,” kata Efendy. Itu sebabnya kambing Etawa tidak mungkin
dijadikan kambing pedaging.
“Karena harganya yang begitu mahal sampai kini kita tidak
mampu memenuhi pesanan negara tetangga Malaysia yang meminta disediakan 200
ekor kambing pejantan Etawa per bulannya,” sambung Efendy lagi.
Pengembangan
Sementara untuk program pengembangan alternatif, Dinas
Peternakan telah menyediakan kambing etawa sebagai pejantan dan kambing betina
sebagai indukan. “Anak-anak kambing blasteran ini nantinya akan diberikan
kepada masyarakat sebagai program bantuan bergulir,” ujar Efendy.
Di tempat terpisah, Kepala Dinas Peternakan Deliserdang Ir
Zulkifli Nasution melalui Subdin Produksi Peternakan D/S Prasisto Madjing dan
Staf Jefry D Sinaga saat ditemui Global membenarkan keterangan Efendy.
Jefry mengatakan, usaha Efendy merupakan binaan Dinas
Peternakan Deliserdang. Selain itu kini Dinas Peternakan Deliserdang juga
sedang melakukan pembinaan pengembangan jenis sapi lokal ongole di Desa
Tanjungmorawa B dengan 24 ekor sapi. disadur
dari harian
global
Tambahkan Komentar