Misteri Imunnoglobulin dari Kefir Kolostrum.
ANDANG KASRIADI, 25 SEPTEMBER 2017 (KOMUNITAS KEFIR INDONESIA)
Untuk terapi penderita autoimun yang berat, seperti kasus GBS ( Guillain-Barré syndrome) dan sejenisnya, dimana pasien bisa jatuh atau lumpuh secara mendadak, terapinya adalah dengan infus immunoglobulin manusia. Biaya pengobatannya juga sangat mahal. Untuk satu sesi terapi dengan infus sampai 8 vial (@2,5 gram immunoglobulin) selama 5 hari bisa menghabiskan biaya Rp 200,- juta. Diperlukan sekitar 2 gram immunoglobulin/kg berat badan untuk proses penyembuhan tersebut.
Kenapa harus infus ?
Ini disebabkan immunoglobulin (Ig) akan rusak dalam proses pencernaan, diurai oleh asam lambung, sehingga tidak sampai ke aliran darah dalam keadaan utuh. Seperti kita ketahui, protein akan dipecah oleh asam lambung menjadi peptida/asam amino, dan tubuh yang sakit, tidak mampu merangkai lagi asam amino yang ada menjadi Ig. Dengan demikian, agar Ig ini bisa utuh, cara infus (intravena) merupakan satu-satunya jalan.
Ketika keponakan seorang sahabat divonis oleh dokter menderita GBS, kemudian dokter tersebut menjelaskan tentang terapinya, yaitu infus dengan Ig manusia, serta menjelaskan pula tentang biayanya, sahabat itu sempat kaget.
Kemudian menghubungi saya. Walau agak ragu, saya menyarankan untuk mencoba dengan Kefir Kolostrum. Ini berdasarkan pengalaman pada penderita DM (Diabetes Melitus/Penyakit Gula), dimana insulin yang terkandung dalam Kefir Kolostrum ternyata efektif untuk mengatasi DM, tidak saja dalam menurunkan gula darah, tapi sekaligus memperbaiki pankreas. Padahal insulin juga protein, dan berhadapan dengan risiko kerusakan di lambung ketika digunakan dengan cara diminum.
Dalam waktu sekitar seminggu, dihabiskan 1,5 liter Kefir Kolostrum, dan sembuh ! Kejadian itu sudah berlangsung lebih dari setahun yang lalu, dan tidak ada berita tentang kambuhnya penyakit tersebut.
Kalau dihitung, kadar Ig yang ada pada 1,5 liter Kefir Kolostrum ada pada kisaran 120 gram, dengan harga sekitar Rp 300.000,-. Sementara total protein yang ada berada pada kisaran 300 gram.
Ini adalah masih misteri bagi saya. Volume Ig yang dikonsumsi sangat pas-pasan untuk satu sesi penyembuhan, tapi ternyata hasilnya malah lebih baik dari infus dengan Ig manusia secara umum.
Tampaknya untuk penyembuhan tersebut, Ig dari Kefir Kolostrum mampu secara efektif masuk aliran darah tanpa rusak. Sementara zat-zat lainnya, tidak saja berperan langsung melawan gangguan, tapi juga merangsang tubuh untuk juga memproduksi Ig secara berkesinambungan.
Saya igin mendapat penjelasan yang lebih mendalam, untuk memahami bagaimana mekanisme Kefir Kolostrum dalam mengatasi gangguan autoimun ini. Ini himbauan saya bagi para ahli medis di Indonesia.
Walau demikian, hal ini tidak mengurangi rasa syukur saya kepada Tuhan YME, bahwa kita semua diberi karunia pengalaman bahwa kemampuan Kefir untuk mengatasi berbagai keluhan bisa sangat mudah diterapkan, dengan hasil yang sungguh menggembirakan.
Salam sehat bersama Kefir
Tambahkan Komentar