Susu kefir baik untuk TBC 👇
Ibu Muda Penderita TBC Bangkit dari Kelumpuhan dengan Minum Susu Kefir
Taufik Budi, Sabtu 24 Maret 2018 - 12:28 WIB
SEMARANG, iNews.id – Indonesia berada di peringkat kedua negara dengan penderita tuberculosis (TBC) tertinggi di dunia berdasarkan data World Health Organization (WHO). Memperingati hari (TBC) sedunia yang jatuh tepat pada 24 Maret hari ini. iNews berkesempatan menemui Enih Nurhaeni, seorang ibu muda asal Semarang, Jawa Tengah, yang berangsur sembuh setelah menderita TBC tulang selama dua tahun.
Enih Nurhaeni ingin berbagi kesaksiannya. Dia menceritakan, awalnya merasakan sakit dan kaku di bagian punggung saat mengandung anak kedua dengan usia kehamilan empat bulan. Tubuhnya mengalami keringat dingin dan nyeri tak tertahan. Kondisi kesehatannya itu terus menurun hingga memasuki usia kandungan tujuh bulan.
Bersama suaminya, ia lalu memeriksakan diri ke dokter kandungan dan ahli saraf. Namun lantaran sedang hamil besar, dokter tidak menganjurkan untuk memeriksa rontgen karena dikhawatirkan menganggu kondisi janin dalam kandungan. Erni hanya dimintanya untuk menjaga kondisi kesehatan.
Memasuki usia kandungan delapan bulan, Enih sudah tidak bisa lagi menggerakkan sama sekali bagian pinggang ke bawah dan mengalami kelumpuhan. Dia sudah tidak bisa beraktivtas dan dibantu suami serta kedua anaknya untuk bergerak. Keluarga pun membawanya kembali untuk berkonsultasi dengan dokter. Setelah dipertimbangkan, maka proses rontgen pun akhirnya dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatannya.
Hasil foto magnetic resonance imaging (MRI) memperlihatkan kondisi ruas tulang belakangnya yang keropos dan diselimuti abses. Dokter pun mendiagnosanya menderta menderita TBC tulang belakang.
Sejak saat itu, Enih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit (RS) Kariadi. Karena kondisi tulang punggung yang telah patah dan sedang hamil besar, maka ia dianjurkan untuk menjalani operasi sesar saat persalinan.
"Alhamdulilah operasi sesarnya berjalan baik,” ucap Enih.
Dia melanjutkan, setelah itu dokter menganjurkan operasi penyambungan tulang dengan pen. Namun operasi itu tak menjaminnya bisa kembali normal. Saat itu, kondisi terbaik diprediksi hanya bisa duduk di kursi roda.
Dari situlah Enih memilih pengobatan alternatif, namun tetap rutin mengonsumsi obat-obatan medis yang diberikan dokter. Terapi obat TBC dari dokter dan pengobatan alternatif pun ia jalani.
Selama lebih dari enam bulan, ia menjalani pengobatan alternatif dan kondisinya pun berangsur membaik. Berawal dari menggerakkan jempol kaki, belajar duduk, hingga latihan berdiri. Ibu tiga anak ini akhirnya bisa kembali berjalan meski ditopang tongkat.
"Setiap hari saya rutin mengonsumsi jus nanas, buah naga ditambahkan susu kefir. Saya diberikan informasi sus kefir ini memiliki banyak bakteri baik yang bisa melawan bakteri jahat penyebab berbagai penyakit, termasuk bakteri penyebab TBC,” ujarnya.
Meski sempat divonis kesembuhan sangat tipis, Enih kini bisa kembali beraktivitas normal walau tanpa operasi penyambungan tulang belakang. Dia mengaku sangat senang bisa berbagi pengalaman, khususnya kepada pasien lain yang saat ini sedang berjuang melawan sakit TBC.
Enih saat ini kembali normal dan bertepatan dengan peringatan hari TBC sedunia, dia mengaku sangat senang bisa berbagi pengalaman selama menderita kelumpuhan. Dia berharap informasi atas pengalaman hidupnya bisa memotivasi dan melecut semangat bagi penderita yang sedang berjuang melawan sakit TBC. Dia juga tak lupa mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan tubuh. Salah satunya dengan rutin meminum jus susu kefir.
Ada kebahagiaan kecil yang Enih rasakan setelah berjuang selama dua tahun untuk sembuh. Kini, ia bisa kembali menjalankan rutinitasnya sebagai ibu rumah tangga seperti mencuci piring, menyapu halaman, hingga berolahraga ringan.
Sumber : https://www.inews.id/daerah/jateng/ibu-muda-penderita-tbc-bangkit-dari-kelumpuhan-dengan-minum-susu-kefir
Tambahkan Komentar